1. Darma pertama: Takwa kepada Tuhan Yang Maha esa
Pengertian Takwa
Pada hakekatnya
takwa adalah usaha dan kegiatan seseorang yang sangat utama dalam perkembangan
hidupnya. Bagi bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Mahaesa, yang menjadi
tujuan hidupnya adalah keselamatan, perdamaian, persatuan dan kesatuan baik
didunia maupun dikhirat, Tujuan hidup ini hanya dapat dicapai semata-mata
dengan takwa kepada Tuhan Ynag Maha esa, yaitu:
1.
Bertahan terhadap godaan-godaan hidup, berkubu dan berperisal
untuk memelihara diri dari dorongan hawa nafsu.
2.
Taat melaksanakan ajaran-ajaran Tuhan, mengerjakan yang baik dan
berguna serta menjauhi segala yang buruk dan yang tidak berguna bagi dirinya
maupun bagi masyarakat serta seluruh umat manusia.
3.
Mengembalikan, menyerahkan kepada Tuhan segala darma bakti dan
amal usahanya untuk mendapatkan penilaian; sebagaimana Tuhan menghendaki sikap
ini merupakan sikap seseorang kepada pribadi lain yang dianggap mengatasi
dirinya, bahkan mengatasi segala-galanya, sehingga seseorang menyatakan hormat
dan baktinya, serta memuji, meluhurkan dan lain-lain terhadap pribadi lain yang
dianggap Mahaagung itu,
Tuhan
Di sini kita dapat
mencoba memahami pengertian kita tentang Tuhan baaik berpangkal dari
kemanusiaan yang antara lain dianugerahi akal budi, maupun dari wahyu Tuhan
sendiri yang terdapat dalam kitab suci yang diturunkan kepada kita melalui para
Nabi/ Rosul.
Dari segi
kemanusiaan (akal budi), Tuhan adalah zat yang ada secara mutlak yang ada
dengan. Zat yang menjadi sumber atau sebab adanya segala sesuatu di dalam alam
semesta (couse prima atau sebab pertama). Karena itu, Dia tidak dapat disamakan
atau dibandingkan dengan apa saja yang ada. Dia mengatasi, melewati, dan
menembus segala-galanya.
Esa= satu/tunggal.
Maksudnya bukanlah
“satu” yang dapat dihitung. Satu yang dapat dihitung adalah satu yang dapat
dibagi atau disbanding-bandingkan. Maka, satu atau esa pada Tuhan adalah
mutlak. Satu/tunggal yang tidak dapat dibagi-bagi dan dibandingkan. “Tiada
Tuhan selain Allah”.Berbicara tentang pengertian taakwa kepada Tuhan Yang
Mahaesa tidak dapat dipisahkan daari pengertian moral, budi pekerti, dan
akhlak.
Moral, budi
pekerti atau akhlak adalah sikap yang digerakan oleh jiwa yang menimbulkan
tindakan dan perbuatan manusia terhadap Tuhan, terhadap sesamamanusia, sesame
makhluk, dan terhadap diri sendir.Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa meliputi
cinta, takut, harap, syukur, taubat, ikhlas terhadap Tuhan, mencintai atau
membenci kare Tuhan. Akhlak terhadap Tuhan Yang Mahaesa mengandung unsure-unsur
takwa, berimankepada Tuhan Yang Mahaesa, dan berbudi pekerti yang luhur.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalak terhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya.
Akhlak terhadap sesame manusia atau terhadap masyarakat mencakup berbakti kepada orang tua, hubungan baik antara sesame, malu, jujur, ramah, tolong menolong, harga menghargai, memberi maaf, memelihara kekeluargaan, dan lain-lainnya. Akhalak terhadap sesame manusia mengandung unsur hubungan kemanusia mengandung unsure hubungan kemanusiaan yang baik akhlak terhadap sesama akhluk Tuhan yang hidup ataupun benda mati mencakup belas kasih, suka memelihara, beradab, dan sebagainya.
Akhlak terhadap
sesame makhluk Tuhan mengandung unsure peri kemanusiaan. Akhlak terhadap diri
sendiri meliputi: memelihara harga diri, berani membela hak, rajin
tanggungjawab, menjauhkan diri dari takabur, sifat-sifat bermuka dua sifat
pengecut, dengki, loba, tamak, lekas putus asa, dan sebagainya.
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Akhlak terhadap diri sendiri mengandung unsure budi pekerti yang luhur, berani mawas diri, dan mampu menyesuaikan diri.
Pelaksanaan
Sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka yang mengarahkan anak didik
menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, dan juga karena
falsafah hidup bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, maka sudahseharusnyalah
iman kepada Tuhan dari masing-masing anak didik itu diperdalama dan
diperkuat.iman anak didik kepada Tuhan itu bellum cukup kalau hanya kita
berikan pengajaran lisan/tertullis tanpa ada perwujudan kongkret dalam tingkah
lakkku kehidupan anak didik.
Maka, apa yang diimani dari agama dan kepercayaan tentang Tuhan
haruslah dijabarkan dalam sikap hidupnya yang nyata dan dapat dirasakan oleh
llingkungannya, karena itu akan terdapat kepicangan apabila Gerakan Pramuka
hanya dapat mengemukakan ajaran tentang takwa kepada Tuhan Yang Mahaesa ini,
tetapi kurang memberikan bimbingan dan kesempatan kepada peserta didik untuk
melaksanakan darmanya yang pertama ini. Untuk mewujudkan cita-cita Gerakan
Pramuka, dalam hal ini banyak caran dan metode yang dapat dilaksanakan, sesuai
dengan tingkat umur dan kemampuan anak didik dan kepercayaan masing-masing.
Cara atau metode dapaat berlainan, tetapi tujuannya kiranya hanya satu, ialah
terciptanya manusia Indonesia yang utuh dan sempurna (Pancasilais).
Segala macam ketentuan moral/kebaikan yang tersimpan dalamajaran
agama (seperti tertera dalam darma-darma yang berikut)seharusnyalah
dikembangkan dalam sikap hidup anak didik. Darma-darma itu merupakan
bentuk-bentuk perwujudan kongret dari takwanya kepada Tuhan di samping doa,
sembahyang, dan bentuk peribadatan lain.
2. Darma kedua: Cinta alam
dan kasih sayang sesama manusia
a. Pengertian
Tuhan Yang Mahaesa
telah menciptakan seluruh alam semesta yang terdiri dari manusia, binatang,
tumbuhan-tumbuhan, dan benda-benda alam.
Bumi, alam, hewan,
dan tumbuh-tumbuhan tersebut diciptakan Allah bagi kesejahteraan manusia.Karena
itu, sudah selayaknya pemberian Allah ini dikelola, dimanfaatkan, dan dibangun.
Sebagai makhluk
Tuhan yang lengkap dengan akal budi, rasa, karsa dan karya, serta dengan kelima
inderia manusia patut mengetahui makna seluruh ciptaana-NYa. Wajar dan
pantaslah Pramuka, secara alamiah, melimpahkan cinta kepada alam sekitarnya
(benda alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan), kasih sayang kepada sesama manusia
dan sesama hidup serta menjaga kelestariannya.
Kelestarian benda
alam, satwa, dan tumbuh-tumbuhan perlu dijaga dan dipelihara kaarena hutan
tanah, pantai, fauna, dan flora serta laut merupakan sumber alam yang perlu
dikembangan untuk menunjang kehidupan generasi kini dan dipelihara
kelestariannya untuk kehidupan generasi mendatang.
Di samping itu,
sebagai Negara kepulauan pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan yang sekaligus
memelihara kelestarian sumber ala mini dengan menanggulangi pencemaran laut,
perawatan hutan, hutan bakau dan hutan payau, serta pengembangan budi daya laut
menduduki tempat yang penting pula.
b. Pelaksanaan dalam hidup
sehari-hari.
1.
Membawa peserta didik kea lam bebas kebun raya agar mengetahui dan
mengenal berbagai jenis tumbuhn-tumbuhan, Anjurkanlah kepada meereka memelihara
tenaman di rumah masing-masing. Hal ini dapat dijadikan persyaratan untuk
mencapai tanda kecakapan khusus.
2.
Begitu pula halnya sikap kita terhadap binatang, perkenalakan
peserta didik dengan sifat masing-masing jenis binatang untuk mengetahui
manfaatnya. Anjurkan juga memelihara dengan baik binatang yang mereka miliki.
Kasih sayang
sesama manusia tidak lepas dari perwujudan kerendahan diri manusia sebagai
makhluk terhadap keagungan pencipta-Nya. Ketakwaan kita kepada Tuhan Yang
Mahaesa wajib dihayati sepanjang hidup. Di samping itu, perlu membangun watak
utama antara lain, tidak mementingkan diri pribadi, menghargai orang lain
meskipun tidak sebangsa dan seagama. Demikian pula, bersaudara dengan Pramuka
sedunia.
Siapa pun yang
kita kenal dan kita dekaaaaati lambaat-laun akan timbul rasa cinta alam dan
kasih saying sesama manusia. Rasa inilah yang dapat menggugah rasa dekat dengan
Alkhalik, karena tidak terhalang oleh rasa benci, marah dan sifat-sifat yang
tidak terpuji, dengan demikian, kita menyadari keagungan Tuhan Yang Mahaesa.
3. Darma Ketiga : Patriot
yang sopan dan ksatria
a. Pengertian
Patriot berarti
putra tanah air, sebagai seorang warga Negara Reoublik Indonesia, seorang
Pramuka adalah putra yang baik, berbakti, setia dan siap siaga membela tanah
airnya. Sopan adalah tingkah laku yang halus dan menghormati orang lain. Orang
yang sopan bersikap ramah tamah dan bersahabat bukan pembenci dan selalu
disukai orang lain. Ksatria adalah orang yang gagah berani dan jujur. Ksatria
juga mengandung arti kepahlawanan, sifat gagah berani dan jujur. Jadi, kata
ksatria mengandung makna keberanian, kejujuran, dan kepahlawanan.
Seorang Pramuka
yang mematuhi darma ini, bersma-sama dengan warga Negara yang lain mempunyai
satu kata hati dan satu sikap mempertahankan tanah airnya, menjunjung tinggi
martabat bangsanya.
Darma ini adalah
tuntunan untuk mengamalkan Pancasila ketiga.
b. Pelaksanaan
dalam Hidup Sehari-hari
·
Membiasakan dan mendorong anggota Pramuka untuk: menghormati dan
memahami serta menghayati lambing Negara, bendera sang Merah Putih dan -lagu
kebangsaan Indonesia Raya.
·
mengenal nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sepeerti
kekeluaargaan, gotong-royong, rmah tamah, religious, dan lain-lain.
·
Mencintai bahasa, seni budaya, dan sejarah Indonesia.
·
Mengerti, menghayaati, mengamalkan dan mengamankan Pancasila.
·
Mengenal adapt-istiadat suku-suku bangsa di Indonesia.
·
Mengutamakan kepentingan umum dari pada kepentingan diri pribadi.
Selalu membantu dan membela yang lemah dan yang benar.
·
Membiasakan diri berani mengakui kesalah dan membenaarkan yang
benar.
·
Menghormati orng tua, guru dan pemimpin.
4. Darma keempaat: Patuh dan
suka bermusyawarah.
a. Pengertian
1.
.Patuh berarti setia dan bersedia melakukan sesuaaatu yang sudah
disepakati dan ditentukan.
2.
Musyawarah adalah laku utama seorang democrat yang menghormati
pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap yang
otoriter dan semau sendiri. Dalam setiap gerak dan tindakan yang menyangkut
orang lain, seorang lain baik dengan orang-orang yang terikat dalam pekerjaan
atau dalam bentuk-bentuk organisasi.
3.
Darma adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila keempat.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
Membiasakan diri
untuk menepati janji, mematuhi peraturan yang ditetapkan di gugusdepan dan
mematuhui peraaaaturan di RT/RK, kampung dan desa, sekolah dan peratur
perundang-undangan yang berlaku.
5. Darma kelima: Rela
menolong dan tabah
a. Pengertian
1.
Rela atau ikhlas adalah perbuatan yang dilakukan tanpa
memperhitungkan untung dan rugi (tanpa pamrih). Rela menolong berarti melakukan
perbuatan baik untuk kepentingan orang lain yang kurang mampu. Dengan maksud,
agar orang yang ditolong itu dapat menyelesaikan maksudnya atau kemudian mampu
merampungkan masalah seta tantangan yang dihadapi.
2.
Tabah atau ulet adalah suatu sikap jiwa tahan uji. Meskipun
seseorang mengetahui bahwa menjalankan tugasnya akan menghadapi kesulitan,
tetapi ia tidak mundur dan tidak ragu.
3.
Darma ini adalah tuntunan untuk mengamalkan Pancasila sila kelima.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
sehari-hari
1.
Membiasakan diri cepat menolong kecelakaan tanpa diminta
2.
Membantu menyeberang jalan untuk orang tua, wanita.
3.
Memberi tempat di tempat umum kepada orang tua dan wanita.
4.
Membiasakan secara bertahap untuk mengatasi masalah-masalah dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, dan dimasyarakat..
6. Darma keenam : Rajin,
terampil, dan gembira
a. Pengertian
1.
Rajin Manusia dibedakan dengan makhluk hidup yang lain kaarena ia
diciptakan mempunyai akal budi. Dengan demikian harus mengmbangkan diri dengan
membaca, menulis, dan belajar, Dengan perkataan lain, ia menjalani proses
kodrati dalam mendidik diri. Lebih-lebih lagi, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi telah melejit demikian cepat, maka menjadi kewajiban kita semua
untuk mendorong anak didik (juga orang dewasa) untuk selalu rajin belajar, selalu
berusaha dengan tekun, senantiasa tetap mengembangkan dirinya, dan selalu
tertib melaksanakan tugas.
2.
Terampil
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
Setiap manusia haarus beeerupaya untuk dapat berdiri di atas kaki sendiri. Untuk hal itu, yang menjadi syarat utama adalah keahlian dan keterampilan serta dapat mengerjakan suatu tugas dengan cepat dan tepat dengan hasil yang baik.
3.
Gembira Manusia itu hidup dan menghidupi dengan mencari jalan
bagaimana hidup yang baik. Untuk itu ia harus bekerja mencari nafkah, dan
bersama-sama dengan orang lain ia bekerja sama. Banyak kesulitan, rintangan,
dan hambatan yang dihadapi. Dan tantangan ini akan diatasi dengan dorongan
motivasi yang kuat. Suatu upaya untuk mendapat motivasi ini adalah manusia
harus dapat berfikir cerah, berjiwa tenang, dan seimbang. Hal ini dapat dicapai
bila manusia selalu mencari hal-hal yang positip dan optimistis. Sikap positip,
optimis ini diperoleh dengan laku yang riang sehingga menimbulkan suasana
gembira. Kegembiraan adalah perasaan senang dan bangga yang menimbulkan
kegiatan dan bahkan rasa keberanian.
4.
Rajin Terampil, dan gembira perlu selalu diterapkan dalam setiap
usaha dan kegiatan.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haari
1.
Rajin
1.
Biasakan membaca buku yang baik.
2.
Biasakan untuk membuaat karya tulis.
3.
Selenggarakan diskusi-diskusi untuk belajar; mengolah pikiran,
mengemukakan pendapat.
4.
Tentukan jadwal harian yang tetap untuk belajar.
Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
Belajar selama dua jam sehari adalah layak.
5.
Atur kegiatan dengan menyesuaikan dengan kegiatan di sekolah, di
rumah dan Gerakan Pramuka.
6.
Membiasakan untuk menyusun jadwal kegiatan sehari-hari.
2.
Bekerja
1.
Jelaskan bahwa dibalik kesulitan, kegagalan, dan kekewaan selalu
terdapat hal-hal yang baik dan berguna.
2.
Biasakan bekerja menurut manfaat dan disesuaikan dengan kemampuan.
3.
Jangan terlula cepat menegur, mengkertik atau menyalahkan orang
lain.
4.
Hargai dan atonjolkan suatu prestasi kerja.
5.
Berikan beban dan tugas yang terus berkembang.
6.
Berusaha untuk bekerja dengan rencana.
7.
Bergembiralah dalam tiap usaha.
8.
Selesaikan setiap tugas pekerja, jangan tunda sampai esok hari.
3.
Terampil
1.
Pilihlah suatu jenis kemahiran dan keahlian yang sesuai dengan
bakat.
2.
Latih terus-menerus.
3.
Jangan cepat puas setelah selesai mengerjakan sesuatu.
4.
Mintalah tuntunan dari orang yang lebih berpengalaman.
5.
Jangan menolak tugas pekeerjaan apa pun yang diberikan pada
Saudara.
6.
Laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan
yang ada.
7. Darma ketujuh: Hermat,
cermat, dan bersahaja
a. Pengertian
1.
Hemat
1.
Hemat bukan beraaati “kikir” tetapi lebih terarah kepada dapatnya
seorang Pramuka melakukan dan mengunakan suatu secara tepat menurut
kegunaannya.
2.
Secara rohaniah, dapat berarti suatu usaha memerangi hawa nad\fsu
manusia dari keinginan berlebihan yang merugikan diri sendiri dan orang lain;
(uang, mendisiplinkan diri sendiri).
Menghemat bukan berarti a social tapi untuk
lebih memungkinkan dalam memberi kemungkinan usaha social ke pihak lain,
(luang, tenaga, waktu dan sebagainya) yang lebih menguntungkan.
1.
Secara material, dapat berarti memanfaaatkan sesua(materi) menurut
keperluan sehingga usaha tidak berguna dapat dibendung sehingga dapat berguna
bagi dia sendiri dan ornag lain.
2.
Cermat
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Cermat lebih berarti “ teliti” sikap lakku seorang Pramuka harus senantiasa teliti baik terhadap dirinya sendiri (introspeksi) maupun yang datangnya dari laur dirinya sehingga ia senantiasa waspada.
Hal ini dapat dilakukan
melalui proses berfikir, mengitung, dan mempertimbangkan segala sesuatu, untuk
berbuat. Seorang Pramuka harus cerdas, terampil agar ia senantiasa terhindar
dari kekeliruan dan kesalahan. Ia harus berusaha untuk berbuat sesuatu dengan
terencana dan yang bermanfaat.
3.
Bersahaja
Hal ini lebih berarti,
sederhana kesederhanaan yang wajar dan tidak berlebih-lebihan sehingga dapat
memberi kemungkinan penggambaran jiwa untuk (penampilan diri) dan menimbulkan
kemampuan untuk hidup dengan apa yang didapat secaara halal tanpa merugikan
diri sendiri dan ornag lain. Ia harus dapat menyerasikan antara keinginkan dan
kemampuan, Bersahaja juga dapat berarti keberanian untuk menyatakan sesuatu
yang sebenarnya.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
·
Menggunakan waktu dengan tepat ke sekolah, tidur, makan, latihan
dan sebagainya.
·
Tidak ceroboh.
·
Bertindak dengan teliti pada waktu yang tepat agar ia tidak
dirusakkan oleh keinginan jahat dari luar.
·
Sadar akan dirinya sebagai suatu pribadi.
·
Berpakaian yang sederhana tanpa perhiasan yang berlebihan-lebihan
·
Meneliti sahulu sebellllum berbuat sesuaatu agar terjadi ketepatan
di dalam pelaksanaannya.
·
Penggunaan listrik (siang hari dimatikan).
·
Pengguna air tidak terbuang percuma.
·
Memeriksa pekerjaan sebellllum diserahkan kepada Pembina.
·
Menggunakan uang jajaan dengan hemat.
·
Membiasakan anak belanja kewarung dan pasar dengan teratur.
·
Memberi anak tanggung jawab untuk tugs di rumah dan lain=lain.
·
Membiasakan untuk menabung
·
Bekerja berdasarkan manfaat dan rencana
8. Darma kedelapan: Disiplin,
berani dan Setia
a. Pengertian
1.
Disiplin dalam pengertian yang luas berarti paaaaaatuh dan
mengikuti pemimpin dan atau ketentuan dan peraturan.
2.
Dalam pengertian yang lebih khusus, disiplin berti mengekang dan
mengendalikan diri.
3.
Berani adalah suatu sikap mental untuk bersedia menghadapi dan
mengatasi suatu masalah dan tantangan.
4.
Setia berarti tetap pada suatu pendirian dan ketentuan.
5.
Dengan demikian, maka berdisiplin tidak secara membabi buta melaksanakan
perintah, ketnetuan dan peraturan, sebagai manusia ciptaan Tuhan, seseorang
harus berani berbuaaaat berdasarkan pertimbangan dan nilai yang lebih tinggi.
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-haaaari
1.
Berusaha untuk mengendalikan dan mengaaaatur diri (self disiplin).
2.
Mentaati peraaturan.
3.
Menjalani ajaran dari ibadah agama,
4.
Belajaaar untuk menilai kenyataan, bukti dan kebenaran suatu
keterangan (informasi).
5.
Patuh dengan pertimbangan dan keyakinan.
9. Darma kesembilan:
Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
a. Pengertian dan Pelaksanaan
dalan Hidup sehari-hari.
1.
.Yang dimaksud
dengan bertanggungjawab ialah: Pramuka
itu bertanggungjawab atas segala sesuatu yang diperbuat baik atas perinnntah
maupun tidak, terutama secara pribadi bertanggungjawab terhadap Negara, bangsa,
masyarakat dan keluarga misalnya :
1.
Segala sesuatu yng diperintahkan kepadanya, harus dilakukan dengan
penuh rasa tanggungjawab.
2.
Segala sesuatu yang dilakukan atas kehendak sendiri dilakukan
dengan penuh rasa tanggungjawab.
3.
Pramuka harus berani bertanggungjawab atas suatu tindakan yang
diambil, di luar perintah yang diberikan kepadanya karena perintah tersebut
tidak dapat atau sulit dilaksanakannya,
4.
Seorang Pramuka tidak akan mengelakkan suaatu tanggungjawab dengan
suatu alasan yang dicari-cari, Tujuannya adalah mendidik dan memasukkan suaaatu
tanggungjawab yang besar kepadanya.
2.
Yang dimaksud dengan dapat dipercaya ialah: Pramuka itu dapat
dipercaya, baik perkataannya maupun perbuatannya. Misalnya:
1.
Dapat dipercaya itu berarti juga jujur, yaitu jujur terhadap diri
sendiri, terhadap anak didik dan terhadap orang lai n terutama yang menyangkut
uang, materi dan lain-lain.
2.
Pramuka dapat dipercaya atas kata-katannya, perbuatannya dan lain
sebagainya, apa yang dikatakannya tidaklah suaaatu karangan yang dibuat-buat.
3.
Apabila ia ditugaskan untuk melaksanakan sesuatu, maka ia dapat
dipercaya bahwa ia pasti akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
4.
Dalam kehidupan sehari-hari dimana dan kapan pun juga Pramuka
dapat dipercaya bahwa ia tidak akan berbuat sesuatu yang tidak baik, meskipun
tidak ada orang yang tahu atau yang mengawasinya.
5.
Selalu menepati waktu yang sudah ditentukan, Tujuan adalah
mendidik Pramuka menjadi oarnag yang jujur dan yang dapat dipercaya akan
segalati ngkah lakunya.
10. Darma kesepuluh : Suci
dalam pikiran Perkataan dan perbuatan
a. Pengertian
1.
Seorang Pramuka dikatakan matang jiwanya, bila Pramuka itu dalam
setiap tingkah lakunya sudah mengambarkan laku yang suci dalam pikiran,
perkataan dan perbuatan
2.
Suci dalam pikiran berate bahwa Pramuka tersebut selalu melihat
dan memikirkan sesuatu itu pada segi baiknya atau ada hikmahnya dan tidak
terlintas sama sekali pemikiran ke arah yang tidak baik.
3.
Suci dalam perkataan setiap apa yang telah dikatakan itu benar,
jujur seerta dapat dipercaya dengan tidak menyinggung perasaan oeng lain.
4.
Suci dalam peerbuatan sebagai akibat dari pikiran dan perkataan
yang suci, maka Pramuka itu harus sanggup dan mampu berbuat yang baik dan benar
untuk kepentingan Negara, bangsa, agama dan keluarga.
5.
Dengan selalu melakukan pikiran, perkataan dan perbuatan yang suci
akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa Pramuka sehingga
Pramuka itu memukan dirinya sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka Antaranya: “….
Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi metal-moral budi
pekerati dan kuat keyakinan beragamanya…”
b. Pelaksanaan dalam Hidup
Sehari-hari
1.
Seorang Pramuka selalu menyumbangkan pikirannya yang baik, tidak
berprasangka, dan tidak boleh mempunyai sikap-sikap yang teercela dan selalu
menghargai pemikiran-pemikiran orang lain. Sehingga timbul salaing haarga
menghargai sesame manusia dalam kehidupannya sehari-hari.
2.
Seorang Pramuka akan selalu berhati-hati dan berusaha sekuat
tenaga untuk mengendalikan diri aterhadap ucapannya, dan menjauhkan diri dari
perkataan-perkataan yang tidak pantas dan menimbulkan ketidak percaayaan orang
lain.
3.
Seorang Pramuka akan menjadi contoh pribadi dalam segala tingkah
lakunya dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang jelek yang terdapat
dalam kehidupan masyarakat.
4.
Setiap Pramuka mempunyai pegangan hidup yaitu agama, jelas di sini
bahwa Pramuka itu beragama bukan hanya dalam pikiran dan perkataan belaka,
tetapi keberagamaan Pramuka tercermin pula dalam perbuatan yang nyata.
0 komentar:
Posting Komentar